Catatan Akhir Sekolah (2005)
Sinopsis: Tiga murid kelas
3 SMA cupu ingin membuat film dokumenter sekolah agar mereka dapat dikenang
sebelum lulus.
Review: This movie! Salah satu mahakaryanya
Hanung Bramantyo. Dulu waktu pertama kali nonton ini 9 tahun yang lalu, saya langsung
suka banget dan ngerasa film ini beda dari stereotip film berlatar sekolah dan
remaja di Indonesia. Dan setelah berkali-kali ngulang pun sampai sekarang,
perasaan saya tetep sama ke film ini. Film ini masih tetep kocak, nyata, dan
beda. Aahh pastinya film ini masuk ke list my fave movies alltime.
Film remaja kita
biasanya cuma berputar di kisah percintaan atau pertengkaran antara si baik dan
si jahat. Di TV, sebagian besar cerita anak sekolah kalau gak tentang cinta, ya
tentang bawang merah bawang putih. Di layar lebar? Seputar cinta-cinta an.
Padahal kan banyak hal lainnya yang bisa ditampilkan dari kehidupan anak sekolahan.
But whyy? Nah, Catatan Akhir Sekolah ini hadir seakan untuk menjawab
kedongkolan sineas (dan kita) dengan film-film remaja stereotip itu. Bahkan
tidak tanggung-tanggung film ini benar-benar menelanjangi realitas sesungguhnya
yang terjadi di sekolahan yang jarang diangkat di film. Mulai dari telat, nyontek,
penggunaan kata-kata kasar antar murid, dipalak, cabut, ngerokok, nyimeng,
bahkan overdosis gara-gara narkoba. Ekstrim tapi nyata. Walaupun sekolah saya
dulu gak gitu-gitu amat (atau belom pernah jadi saksi mata? hm).
Hal-hal di atas
tentunya menjadi bumbu dari konsep utama film. Konsep utama film ini menarik,
yaitu bercerita tentang tiga sekawan cupu di sekolah yang membuat film
dokumenter sekolah agar mereka dikenang sebelum lulus. Kerja keras dan
seru-seruan mereka itu jadi mengingatkan kita saat ngerjain tugas sekolah. Hal-hal
lain yang disajikan di film pun sekolah banget. Pacaran, naik angkot, ikut ekskul,
rapat organisasi, barang disita, dihukum satpam, dan salah-salah an gara-gara
kerja anggota tim gak bener. Ah pokoknya semua yang ada di film ini bikin
kangen sekolah dan membuat kita tersenyum bahkan ketawa-ketawa melihatnya.
Suasana sekolah
yang nyata ini juga dibantu dengan akting casts nya yang bagus, baik dari pemain
utama maupun pemain figuran. Ada beberapa pemain figuran yang saya gak tau
mereka itu murid asli apa bukan saking natural aktingnya. ‘Guru-guru’nya juga
guru banget. Saya paling salut sama akting Vino G. Bastian sebagai Arian. Kayaknya
Vino berperan sebagai dirinya sendiri deh saking luwes dan spontannya. Selain
itu, soundtrack yang diisi oleh Mocca, The Sigit, J-Rocks, dan lain-lain juga
keren-keren dan ditaruh di momen yang pas. Adapun hal yang kurang di film ini
menurut saya adalah setting acara pensi di akhir film. Agak norak dan sekilas
mengingatkan saya dengan acara-acara sekolah di sinetron. Tapi hasil film
dokumenter yang ditayangkan di akhir itu sangat memuaskan. Terlebih lagi
respons penontonnya sangat natural dengan diselingi cela-celaan khas anak
sekolah. Wajah-wajah menontonnya pun benar-benar terlihat natural, mewakilkan
wajah kita yang seperti melihat diri sendiri di sepanjang film ini.
Yap beginilah
idealnya film sekolahan. Tampil jujur dan apa adanya. Disajikan dengan komedi
cerdas, tanpa dramatisasi, serta mengangkat keseharian, persahabatan, dan yang
paling penting cita-cita. Pendeknya, film ini pasti ngena banget buat kita yang
sedang/ sudah melewati masa sekolah di Indonesia. Dan seingat saya, sejauh ini
belum ada film Indonesia yang bisa menggambarkan suasana sekolah yang sedekat
ini dengan realitanya. Klasik deh nih film. Saya sih berharap di masa depan ada
film Indonesia lagi yang mengangkat keseharian sekolah secara dekat seperti
Catatan Akhir Sekolah ini. Hanung
Bramantyo sama Salman Aristo kolab lagi untuk buat film sekolahan, maybe? :D
sumber : http://reviewsanasini.blogspot.co.id/2014/10/review-catatan-akhir-sekolah-2005.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar